Ali bin Abi Thalib mengatakan:
لَيْسَ الْخَيْرُ أَنْ يَكْثُرَ مَالُكَ وَوَلَدُكَ وَلَكِنَّ الْخَيْرَ أَنْ يَكْثُرَ عَمَلُكَ وَيَعْظُمَ حِلْمُكَ
“Bukanlah sumber kebaikan itu memiliki harta berlimpah dan anak yang banyak. Akan tetapi sumber kebaikan itu dengan banyak beramal dan pandai mengendalikan emosi.” (Hilyah al-Auliya‘ 2/75)
Harta berlimpah bukanlah sumber kebaikan kecuali jika berada di tangan orang yang rajin berinfak di jalan kebaikan.
Banyak anak juga sumber kebaikan kecuali jika dianugerahkan kepada ortu yang peduli untuk mencetak anak sholih dan sholihah.
Banyak beramal bukanlah hal yang tercela. Yang tercela adalah orientasi kepada kuantitas amal dengan mengesampingkan peningkatan kualitas amal.
Amal yang banyak dan berkualitas adalah hal yang terpuji terlebih di bulan Ramadhan, terlebih lagi di sepuluh hari terakhir dari Bulan Ramadhan.
Tidak mampu mengendalikan amarah adalah sumber keburukan. Betapa banyak penyesalan terjadi karena marah marah tanpa kendali. Oleh karena kemampuan mengontrol amarah atau hilm adalah sumber kebaikan.
Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.